Sumber by ertirto.id - Presiden Joko Widodo telah menaikkan jatah penerima kartu sembako murah dari 15,2 juta penerima menjadi 20 juta penerima manfaat. Hal ini dilakukannya untuk mengurangi dampak perekonomian akibat pandemi Corona Covid-19 terlebih bagi masyarakat kelas bawah.
Tidak hanya itu, nilai kartu sembako tersebut
juga naik sebanyak 30 persen dari sebelumnya sebesar Rp150 ribu menjadi Rp200
ribu, dan akan diberikan selama 9 bulan.
“Naik 30 persen dari Rp150 ribu jadi Rp200 ribu
per kelompok penerima manfaat,” ucap Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam
konferensi pers, di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (25/2/2020) lalu.
Melansir Portal Informasi Indonesia, bantuan
ini sebenarnya telah diluncurkan sejak Februari 2017 lalu, untuk memperkuat
perlindungan kepada masyarakat agar punya akses terhadap pangan yang bergizi.
Sebelumnya, program ini dinamakan Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).
Untuk mendapatkan Kartu Sembako Murah tersebut,
masyarakat harus mendaftarkan diri sebagai peserta Keluarga Penerima Manfaat
(KPM) yang dilakukan oleh Kementerian Sosial sebagaimana ditulis dalam situs
OJK. Langkah selanjutnya adalah sebagai berikut:
1. Calon KPM akan mendapat surat pemberitahuan
berisi teknis pendaftaran di tempat yang telah ditentukan. Data yang telah
diisi oleh calon penerima program ini lalu diproses secara paralel dan sinergis
oleh bank yang tergabung dalam Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), kantor
kelurahan dan kantor walikota/ kabupaten.
2. Setelah verifikasi data selesai, penerima
bantuan sosial akan dibukakan rekening di bank dan mendapatkan Kartu Keluarga
Sejahtera (KKS) yang berfungsi sebagai kartu non tunai untuk pengambilan
bantuan pangan.
3. Penerima bantuan sosial yang telah memiliki
KKS dapat langsung datang ke e-warong (Elektronik Warung Gotong Royong)
terdekat untuk melakukan transaksi pembelian bahan pangan menggunakan KKS.
E-warong tersebut merupakan agen bank,
pedagang, atau pihak lain yang telah bekerja sama dengan bank penyalur dan
ditentukan sebagai tempat pencairan/ penukaran/ pembelian bahan pangan oleh
KPM. Pasar tradisional, warung, toko kelontong, warung desa, hingga Rumah
Pangan Kita (RPK) merupakan beberapa contoh dari e-Warong. Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) dapat membeli bahan pangan yang mereka butuhkan pada berbagai
e-warong yang memiliki tanda lokasi penyaluran bantuan sosial non-tunai
tersebut. transaksi dilakukan secara non-tunai tergantung pada jumlah saldo
yang tersimpan pada Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Tak hanya itu, para penerima manfaat juga akan
mendapatkan laporan rinci seputar dana yang telah disalurkan, jumlah dana yang
ditarik oleh penerima, jumlah dana yang tersisa, serta berapa orang penerima
yang belum menarik bantuan pangan tersebut.
Dengan adanya program sembako ini, diharapkan
angka kemiskinan berada di bawah 9 persen. Sementara itu, Badan Pusat Statistik
(BPS) melaporkan angka kemiskinan di Indonesia tercatat sebesar 9,41 persen
pada Maret 2019 lalu.Adapun dalam survei terbaru bulan September 2019 lalu,
angka kemiskinan turun mencapai 9,22 persen.
“Menurut BPS, ada peran BPNT dalam penurunan
angka kemiskinan tersebut. Oleh karena itu, dengan Program Sembako diharapkan
tingkat kemiskinan akan terus menurun. Target pemerintah di bawah 9% tahun 2020
ini,” kata Mensos dalam Kegiatan Sosialisasi Program Sembako di Jakarta, Rabu (22/1/2020),
dikutip dari Kemsos.go.id.
Baca selengkapnya di artikel "Cara dan
Prosedur Dapatkan Kartu Sembako Murah", https://tirto.id/eLyr
0 komentar: